1. Al-Mutabarrijat (wanita pengumbar aurat)
"Tabarruj" artinya memperlihatkan aurat dan perhiasan dihadapan pria yang bukan mahram sehingga mereka condong dan tertarik kepadanya. Namun sayangnya dunia sekarang sedang menyaksikan satu putaran zaman yang penuh dengan tabarruj dalam bentuknya yang paling jelek dan hina, dimana seorang wanita memperdagangkan diri dan tubuhnya. Bahkan di era sekarang ini, tubuh wanita dijajakan sangat murah sekali. Hal ini karena kaum wanita tidak menutup auratnya dan tidak memegang amanat Allah, tetapi justru berusaha mendapatkan ridha setan dan sekutunya. Perbuatannya seperti perbuatan orang-orang kafir, pakaiannya pakaian para wanita lacur, sementara ia mengaku sebagai wanita yang beriman yang memelihara kesucian. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan; dan pakaian taqwa itulah yang baik.." (QS. Al-A'raf: 26)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita dari tabarruj dan secara tegas beliau menyatakan perbuatan tersebut adalah bentuk nifaq. Simaklah sabda beliau ini:
المتبرجات هن المنافقات
"Wanita yang tabarruj itu adalah munafiq."
Lihat kitab Hijab al-Mar'ah al-Muslimah karya Syaikh Al-Albani.
2. Al-Mukhtali'ah (wanita yang meminta khulu')
Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa'i dan Tirmidzi Rahimahumullah dari Abu Hurairah dan Tsauban Radhiyallahu 'Anhuma, bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
المختلعات هن المنافقات
"Wanita yang minta khulu' adalah munafiq."
Menurut ulama definisi Khulu' adalah sebagai berikut: khulu' berasal dari kata -khala'a ats-tsaubu idza azalahu- yakni menanggalkan baju atau pakaian. Sementara kita tahu wanita adalah pakaian bagi laki-laki, begitu juga sebaliknya laki-laki adalah pakaian bagi wanita. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Mereka itu adalah pakaian kamu, dan kamu pun adalah pakaian mereka." (QS. Al-Baqarah: 187)
Maksudnya, khulu' adalah melepaskan ikatan tali pernikahan dengan imbalan membayar harta. Imbalan disini merupakan bagian terpenting dari makna Khulu'. Jika imbalan (pembayaran) tersebut tidak ada, maka khulu' pun tidak sah.
Khulu' ada yang diperbolehkan dan ada pula yang dilarang. Yang diperbolehkan ialah khulu' yang mempunyai sebab syar'i seperti laki-laki atau suaminya cacat pisik dan bejat prilakunya, atau menyakiti isteri, sementara si isteri takut untuk tidak dapat mempergauli suami dengan baik, sedangkan menggauli suami dengan baik merupakan hukum Allah yang wajib ditunaikan.Adapun khulu' yang dilarang adalah khulu' dengan tanpa seba yang dibenarkan oleh agama, sehingga wanita yang melakukan khulu' itu akan mendapat ancaman dan dinyatakan memiliki sifat nifaq atau melakukan perbuatan nifaq. Karena perbuatannya merupakan bentuk penentangan terhadap hal yang ma'ruf, pergaulan suami isteri dan janji setia antara suami isteri. Rincian masalah khulu' ini dapat anda lihat di dalam kitab-kitab fiqih.
[Ditukil dari kitab Munafik Menurut Al-Quran dan As-Sunnah oleh Dr. Muhammad Musa Nasr, terbitan Darus Sunnah Press. Ms. 120-122. Judul asli: Al-Munafiqun fi al-Kitab wa as-Sunnah wa Atsar As-Salaf Ash-Shalih.]
"Tabarruj" artinya memperlihatkan aurat dan perhiasan dihadapan pria yang bukan mahram sehingga mereka condong dan tertarik kepadanya. Namun sayangnya dunia sekarang sedang menyaksikan satu putaran zaman yang penuh dengan tabarruj dalam bentuknya yang paling jelek dan hina, dimana seorang wanita memperdagangkan diri dan tubuhnya. Bahkan di era sekarang ini, tubuh wanita dijajakan sangat murah sekali. Hal ini karena kaum wanita tidak menutup auratnya dan tidak memegang amanat Allah, tetapi justru berusaha mendapatkan ridha setan dan sekutunya. Perbuatannya seperti perbuatan orang-orang kafir, pakaiannya pakaian para wanita lacur, sementara ia mengaku sebagai wanita yang beriman yang memelihara kesucian. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْر
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan; dan pakaian taqwa itulah yang baik.." (QS. Al-A'raf: 26)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita dari tabarruj dan secara tegas beliau menyatakan perbuatan tersebut adalah bentuk nifaq. Simaklah sabda beliau ini:
المتبرجات هن المنافقات
"Wanita yang tabarruj itu adalah munafiq."
Lihat kitab Hijab al-Mar'ah al-Muslimah karya Syaikh Al-Albani.
2. Al-Mukhtali'ah (wanita yang meminta khulu')
Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa'i dan Tirmidzi Rahimahumullah dari Abu Hurairah dan Tsauban Radhiyallahu 'Anhuma, bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
المختلعات هن المنافقات
"Wanita yang minta khulu' adalah munafiq."
Menurut ulama definisi Khulu' adalah sebagai berikut: khulu' berasal dari kata -khala'a ats-tsaubu idza azalahu- yakni menanggalkan baju atau pakaian. Sementara kita tahu wanita adalah pakaian bagi laki-laki, begitu juga sebaliknya laki-laki adalah pakaian bagi wanita. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
"Mereka itu adalah pakaian kamu, dan kamu pun adalah pakaian mereka." (QS. Al-Baqarah: 187)
Maksudnya, khulu' adalah melepaskan ikatan tali pernikahan dengan imbalan membayar harta. Imbalan disini merupakan bagian terpenting dari makna Khulu'. Jika imbalan (pembayaran) tersebut tidak ada, maka khulu' pun tidak sah.
Khulu' ada yang diperbolehkan dan ada pula yang dilarang. Yang diperbolehkan ialah khulu' yang mempunyai sebab syar'i seperti laki-laki atau suaminya cacat pisik dan bejat prilakunya, atau menyakiti isteri, sementara si isteri takut untuk tidak dapat mempergauli suami dengan baik, sedangkan menggauli suami dengan baik merupakan hukum Allah yang wajib ditunaikan.Adapun khulu' yang dilarang adalah khulu' dengan tanpa seba yang dibenarkan oleh agama, sehingga wanita yang melakukan khulu' itu akan mendapat ancaman dan dinyatakan memiliki sifat nifaq atau melakukan perbuatan nifaq. Karena perbuatannya merupakan bentuk penentangan terhadap hal yang ma'ruf, pergaulan suami isteri dan janji setia antara suami isteri. Rincian masalah khulu' ini dapat anda lihat di dalam kitab-kitab fiqih.
[Ditukil dari kitab Munafik Menurut Al-Quran dan As-Sunnah oleh Dr. Muhammad Musa Nasr, terbitan Darus Sunnah Press. Ms. 120-122. Judul asli: Al-Munafiqun fi al-Kitab wa as-Sunnah wa Atsar As-Salaf Ash-Shalih.]
No comments:
Post a Comment